
Kalau Anda mulai menggunakan demo account
dan memprediksi pergerakan mata uang maka Anda akan menemui satu kesulitan khas
pemula: “Saya tahu apa yang telah terjadi saat ini, tetapi bagaimana pergerakan
berikutnya? Tidak ada tanda apa pun yang dapat saya baca karena indikator tidak
muncul beberapa langkah didepan harga tetapi tepat pada saat harga berada.
Hal ini sangat wajar dikarenakan indikator memprediksi harga berdasarkan
data sebelumnya alias berdasarkan data statistik. Jadi singkatnya, indikator
teknikal menggunakan data pergerakan yang telah terjadi, memasukkannya dalam rumus
dan kemudian memproyeksikannya kedepan. Well kedengarannya keren… Tetapi
ini
juga menjadi masalah dikarenakan kita semua tahu bahwa apa yang terjadi di masa
yang akan datang belum tentu sama seperti apa yang terjadi pada masa kini.
Kekuatan kenaikan harga di masa mendatang belum tentu sama dengan kekuatan
kenaikan harga dimasa kini. Demikian juga isu-isu yang terjadi.
Nah ini adalah kekurangan indikator teknikal. Beliau hanya menggunakan masa
lampau untuk melihat masa depan. Mirip dengan analis politik atau para
komentator sepakbola deh. Padahal kita semua tahu bahwa bola itu bundar. Belum
tentu tim A menang kemarin lalu besok bisa menang lagi melawan tim B.
Kekurangan ini kemudian dipecahkan dengan beberapa cara. Para analis fundamental menggunakan berita ekonomi untuk mengeliminir kekurangan ini dan
mengatakan analisa
teknikal memang demikianlah adanya. Well, para analis teknikal pun
tidak mau kalah. Akhirnya mereka menggunakan chaos theory dan pattern
recognition untuk mengeliminir kekurangan ini. Keren kan?
Masalah Kelinci
Pada tahun 1240 Leornardo Pissano Fibonacci menemukan sebuah deret yang
dinamakan sesuai dengan nama dirinya yaitu deret Fibonacci. Deret ini sedianya
digunakan untuk menjawab sebuah persoalan matematika klasik mengenai kelinci.
Sekedar intermezo, pertanyaan kelinci tersebut berbunyi begini:
“Seorang pria menempatkan sepasang Kelinci pada sebuah tempat yang
dikelilingi oleh tembok sehingga terisolasi oleh dunia luar. Berapa pasang
kelinci yang dihasilkan apabila sepasang kelinci menghasilkan sepasang kelinci
lainnya yang juga akan produktif pada bulan berikutnya dan demikian
seterusnya?”
Ayo, ada yang sanggup menghitungnya? Apakah saya mendengar ada yang
menjawab: “Banyak bu guruuuu…” Ah itu jawaban anak sitting duck. Kita kan sudah
di Running Pig, jangan malu-maluin begitu ah.
Ada jawaban lain?
“Jawabannya tetap sepasang bu, sebab kelincinya sama-sama jantan.” Duh…
jangan dibuat klise begitu dong.
Hahaha, saya sendiri juga tidak pernah menghitungnya secara manual. Namun
Fibonacci berhasil memecahkannya dengan membuat sebuah deret yang dikenal
sebagai deret Fibonacci.
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144…
Inilah deret tersebut yang menjawab permasalahan kelinci. Jadi jawaban
kelinci tersebut adalah 144 pasang yaitu pada deret ke 12. Itu didapat dari
penjumlahan 2 deret sebelumnya yaitu 89 + 55.
Nah, usut punya usut rupanya deret yang dikeluarkan anggota keluarga Bonacci
ini bukan hanya memecahkan persoalan Kelinci tetapi menjadi sebuah pola
perhitungan dalam ilmu fisika modern khusus cabang chaos theory. Chaos Theory
adalah sebuah cabang ilmu matematika dan juga fisika yang membahas sebuah pola
pergerakan yang acak namun beraturan. Acak karena tidak pernah menempati titik
koordinat yang sama setiap kali bergerak. Beraturan karena selalu pada arah
yang sama. Cotohnya adalah pergerakan sayap pada kupu-kupu. Meskipun tidak
beraturan, pergerakan sayap kupu-kupu selalu sama dari waktu ke waktu yaitu
naik dan turun meskipun tidak pernah menempati titik yang sama setiap kali
bergerak. Itulah yang dimaksud dengan chaos theory. Ya..ya.. saya tahu ini
tidak terlalu berkorelasi dengan pembahasan forex kita. Dari kupu-kupu sampai
kelinci.
Nah, yang terjadi pada market kurang lebih adalah sama. Meskipun terlihat
tidak beraturan dalam pergerakannya, para analis teknikal berpendapat pada
dasarnya pergerakan mata uang tetaplah memiliki pola yang dapat dilacak. Maka
dikeluarkanlah deret Fibonacci untuk mengekstrak pergerakan harga ini. Well
inilah penyebabnya mengapa akhirnya Fibonacci menjadi ilmu analisa teknikal
khusus.
Sekarang mari kita lihat deret Fibonacci sekali lagi:
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144…
Kalau saya bagi Un dengan Un-1 maka hasilnya akan seperti ini:
2 : 1 = 2
3 : 2 = 1.5
5 : 3 = 1.67
8 : 5 = 1.6
13 : 8 = 1.625
21 : 13 = 1.62
.....
144 : 89 = 1.62
Nah, ketemu sebuah rasio emas 1.62. Lalu bagaimana kalau
kita balik? Dengan cara yang sama Anda akan menemukan sebuah rasio lain yaitu 0.618.
Atau jika Anda rajin membagi deret tertentu dengan deret lainnya maka Anda akan
menemukan rasio-rasio lain yang nilainya konstan dari deret ke deret. Berikut
adalah rasio-rasio yang dipakai dalam penggunaan Fibonacci di dunia forex:
0.236, 0.382, 0.500, 0.618, dan 0.764. Nah dari mana angka-angka itu berasal,
silakan cari sendiri hehehe.
Fibonacci pada Forex
Ok, kita masuk ke esensi penggunaan Fibonacci. Sebelumnya, pembahasan materi
sekolah kita kali ini hanya akan membahas Fibonacci Retracement saja. Perlu
Anda ketahui bahwa Fibonacci memiliki 4 varian yaitu Fibonacci Retracement,
Arc, Fan dan Expansion.
Fibonacci berguna untuk menentukan titik
support dan ressistance dari pergerakan harga. Penggunaannya cukup
sederhana. Tinggal menghubungkan antara “Swing High” dengan “Swing Low” dari
harga. O ya, sebelumnya Anda perlu mengetahui apakah Swing High dan Swing Low
itu.
Swing High adalah candlestick yang terletak di antara
candlestick-candlestick yang lebih tinggi disebelah kanan dan kirinya.
Sedangkan Swing Low merupakan kebalikan dalam Swing High yaitu bagian yang
lebih rendah dibandingkan candle disebelah kanan kirinya. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar berikut:
Nah, dalam penggunaan Fibonacci Retracement, Anda cukup menghubungkan kedua
titik tersebut dengan garis Fibonacci maka secara otomatis harga Support dan
Ressistance akan terbentuk disana. Sangat mudah bukan? Perihal pengeplotannya,
jangan khawatir, hampir semua charting sofware sudah memiliki fasilitas lengkap
untuk pengadaan Fibonacci. Sayangnya untuk Netdania tidak mendukung Fibonacci
Retracement hingga 5 garis bilangan tetapi hanya tiga saja yaitu 0.382, 0.5,
dan 0.618. Sisanya 0.236 dan 0.764 tidak ditampilkan. Jadi kali ini kita akan
menggunakan charting dari Forex.com.
Perhatikan gambar berikut:
Nah, grafik diatas adalah gambaran GBPUSD dengan timeframe 1h. Garis
Fibonacci berwarna hijau dari 0.0 dan 1.0 merupakan hasil penghubungan kedua
titik Swing High dengan Swing Low. Perhatikan garis retracement mampun dengan
baik mengidentifikasi area-area support dan ressistance dari harga. Nah, ke
lima garis retracement inilah yang berguna sebagai titik support dan
ressistance. Apabila harga sekarang berada diantara garis 0.0 dan 0.362 maka
garis 0.362, 0.5, 0.613 dan 1.0 merupakan batasan ressistance dan garis 0.0
merupakan batasan support.
Nah sesederhana itu. Perihal bagaimana harga ketika mendekati area support
dan ressistancenya, rasanya sudah tidak perlu diterangkan lagi (malu ah sudah
besar masih belajar begituan…). Seni dalam Fibonacci adalah bagaimana
menentukan Swing High dan Swing Low yang tepat sehingga dapat menghasilkan Sup
dan Res yang pas. Disini tidak ada pelajaran yang dapat diberikan. Anda
membutuhkan pengalaman dan trial error untuk menentukannya. Semakin Anda sering
menggunakannya maka akan semakin mahir jadinya kelak.
0 komentar:
Posting Komentar