
Nah kelas kali ini akan membahas aspek-aspek lain dalam bertrading. Kita
masih akan mempelajari grafik dan kemudian mulai beranjak ke analisa
fundamental. Dan hari ini kita akan membahas sebuah sesi yang
disebut Pivot Points!
Sebenarnya
materi ini tidak terlalu menarik untuk dibahas.Tapi entah mengapa
banyak sekali yang menanyakan apa itu pivot points. Mungkin memang berguna.
Jadi akhirnya Belajar Forex merasa perlu untuk memasukannya dalam kurikulum
sekolah kita berhubung permintaan yang meluas dari waktu ke waktu.
Nama pelajaran tersebut adalah Pivot Points.
Pivot Points merupakan cara perhitungan untuk menentukan area support dan ressisatance. Dia tidak tergolong indikator, namun masih dibilang sebagai
cabang analisa
teknikal karena sama-sama mengambil keputusan berdasarkan proyeksi
masa lalu. Perhatikan rumus berikut ini:
Pivot point = (H + L + C + O)/4
R1 = (2 x P) – L
R2 = P + (H – L)
S1 = (2 x P) – H
S2 = P – (H – L)
Rumus diatas adalah rumus dalam perhitungan Support Ressistance dengan
menggunakan pivot points. Yang dimaksud O, H, L, C dan P berturut-turut adalah
Open, High, Low, Close dan Pivot pada sebuah grafik candlestick. R dan S adalah
Ressistance dan Support. Berbeda dengan sup dan ress menggunakan history harga,
pada Pivot, kita dapat menggunakan titik sup dan ress yang berlapis bahkan
hingga beberapa kali. Mari kita lihat contoh perhitungannya saja:
Berikut ini adalah data O, H, L, C dari GBPUSD dengan periode H1
Open | 1,6349 |
High | 1,6349 |
Low | 1,6310 |
Close | 1,6331 |
Maka dengan demikian perhitungan titik Pivot menjadi:
P = (O + H + L + C)/ 4
P = (1.9984 + 1.9991 + 1.9874 + 1.9900) / 4
P = 1,9937
Nah dengan demikian Sup dan Res dapat ditentukan sbb:
Sup 1 = (2 x P) – H
Sup 1 = (2 x 1.937–1.9991
Sup 1 = 1.9884
Dan Sup 2 adalah:
Sup 2 = P – (H – L)
Sup 2 = 1.9937 – (1.9991 – 1.9874)
Sup 2 = 1.9820
Ress 1:
Res 1 = (2 x P) – L
Res 1 = (2 x 1.9937) – 1.9874
Res 1 = 2.0001
Ress 2:
Ress 2 = P + (H – L)
Ress 2 = 1.9937 + (1.9991 – 1.9874)
Ress 2 = 2.0064
Dengan grafik, tampilan akan menjadi sebagai berikut:
Ok sekarang, bagaimana cara pemakaiannya? Sebenarnya kita sudah membahas
bagaimana perilaku harga ketika mendekati titik sup dan res nya. Namun demi
kemudahan Anda, berikut kami ringkaskan kegunaan dari Pivot point:
- Bila harga mendekati titik Support, kemungkinan harga akan berbalik kembali ke atas atau jika trend turun terlalu kuat, maka harga justru akan menembusnya dan trend turun akan semakin kuat
- Jika harga mendekati titik ressistance maka harga akan kembali bergerak turun menjauhi titik resistance, namun jika trend naik terlalu kuat (biasanya karena isu fundamental) maka harga akan tembus titik ressistance untuk kemudian naik lebih jauh lagi.
Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa akurat penggunaan titik support dan
ressistance dengan menggunakan pivot point? Hmm… pertanyaan yang sulit. Kunci
ke akuratan pivot point berada pengambilan titik High, Low dan Close yang tepat
sesuai dengan history yang terjadi. Banyak dari trader memodifikasi sedemikian
rupa Pivot mereka sehingga tidak lagi menggunakan H, L, C, dan O pada candle
sebelumnya tetapi bisa saja beberapa candle sebelumnya yang diringkas menjadi
satu. Trader lainnya memodifikasi rumus pivot sehingga sesuai dengan cara
trading mereka.
Sejauh ini Pivot digunakan cukup luas dalam trading sehari-hari. Akurasinya
juga cukup lumayan. Kesulitan yang terjadi pada pivot adalah pada pemakaiannya
yang acap kali perlu memasukkan rumus ini dan itu. Untuk mempremudah Anda,
gunakan Excel dalam menentukan titik P, Sup dan Res sehingga Anda cukup
memasukkan angka H, L, C dan O saja.
Satu hal yang perlu diingat, Pivot cukup ampuh ketika harga tidak sedang
dipengaruhi berita atau isu-isu fundamental yang kuat. Dalam keadaan berita
muncul dan volatilitas harga menjadi tidak rutin tetapi lebih cenderung
bergerak karena demmand supply tak beraturan, Pivot menjadi kurang efektif
sehingga akan lebih baik untuk beralih kepada perhitungan Sup dan Res secara
psikologis bukan secara teknis seperti Pivot Point.
0 komentar:
Posting Komentar